Rumah Subsidi Untuk Penduduk Berpenghasilan Rendah
Pemerintah bergegas menawarkan rumah yang terjangkau bagi penduduk berpenghasilan rendah (MBR) di banyak sekali provisi melalui Program Sejuta Rumah sejak tahun 2015. Dengan duit wajah 1% dan cicilan Rp 800 ribu – Rp 1 ,3 juta , rumah seluas 25 m2 dengan luas tanah 60 m2 sudah sanggup dihuni.
Bagi sebagian penduduk , mempunyai rumah sendiri masih sebatas impian. Harga rumah terus melonjak tak terjangkau oleh pemasukan yang mereka terima.
Ada beberapa aspek yang menghasilkan harga rumah makin mahal. Pertama yakni inflasi , aspek ini sanggup menghasilkan harga rumah terkerek naik sekitar 10% setiap tahunnya. Kedua , keperluan akan rumah yang disebabkan oleh perkembangan penduduk dan meningkatnya kesejahteraan. Sebagai keperluan pokok , penduduk akan mengutamakan rumah apalagi dahulu sebelum berpaling pada keperluan lain. Di lain segi , sebagian penduduk juga menatap rumah selaku fasilitas investasi. Ketiga , kurangnya penyediaan rumah karena tingginya harga tanah dan sulitnya mendapat lahan.
Berbagai aspek tersebut membuat backlog atau selisih pasokan dan undangan rumah , sekarang meraih 13 ,5 juta unit. Di segi lain keperluan rumah gres yang bersumber dari perkembangan penduduk dan urbanisasi setiap tahunnya meraih sekitar 800 ribu unit. Sementara keperluan rumah yang sanggup dipenuhi cuma sekitar 400 ribu sampai 500 ribu unit.
Akibatnya backlog terus naik , sehingga ada kelemahan sebesar 400.000 ribu unit setiap tahun. Selain itu , ada rumah yang tidak layak huni , sebanyak 3 ,4 juta dan tempat kumal perkotaan sekitar 38.000 hektar. Sulitnya memecahkan backlog ini karena kian mahalnya harga lahan , meningkatnya ongkos kontruksi , suku bunga , dan tingginya duit muka.
Alhasil , bagi penduduk berpenghasilan rendah , jangankan berbelanja tunai , mengeluarkan duit uang wajah dan mencicil bulanan saja tidak sanggup. Mereka kesudahannya terpaksa mengontrak , yang tentu akan menggerus pendapatan. Jika keadaan tersebut dibiarkan , mereka akan kian ketat mempunyai rumah sendiri.
Untuk menangani duduk kasus di atas dan memberi terusan bagi MBR mendapat rumah , pemerintah sudah mencanangkan Program Sejuta Rumah.
Pionir kesibukan tersebut sudah didirikan oleh Presiden Joko Widodo di Ungaran , Jawa Tengah , pada 29 April 2015. Program ini tersebar di banyak sekali provinsi yakni DKI Jakarta , Sumatera Selatan , Sumatera Utara , Banten , Jawa Barat , Jawa Tengah , Jawa Timur , Kalimantan Tengah , Kalimantan Timur , Riau , dan Sulawesi Selatan.
Program sejuta rumah memamerkan duit wajah yang sungguh ringan dan cicilan bulanan yang terjangkau. Dengan mengeluarkan duit uang wajah 1% dari dan cicilan ringan yang besarnya tergantung pada rentang waktu pelunasan , penduduk sanggup pribadi menghuninya.
Untuk tahun 2017 , pembangunan rumah murah bersubsidi ini terus digulirkan dan dipercepat. Pada (4/5/2017) , Presiden Jokowi sudah meresmikan pembangunan rumah murah untuk MBR di Villa Kencana , Cikarang , Bekasi , Jawa Barat. Di tempat ini sudah terbangun 4.105 unit rumah tapak dari rencana 8.749 unit rumah di atas lahan 105 ha.
SELURUH BANGUNAN TIAP UNIT RUMAHNYA MEMILIKI TIPE YANG SAMA. LUAS RUMAH 25 M2 DENGAN LUAS TANAH 60 M2. TERDIRI ATAS DUA KAMAR TIDUR , SATU KAMAR MANDI , DAPUR , DAN RUANG KELUARGA. HARGA PER UNIT MULAI DARI RP 112 JUTA-RP 141 JUTA. UNTUK AKSES KPR , MASYARAKAT DIKENAI UANG MUKA 1% DAN BUNGA CICILAN 5% TETAP HINGGA 20 TAHUN.
Program satu juta rumah juga merambah Balikpapan , Kalimantan Timur. Kamis (13/7/2017) , proyek tersebut didirikan Presiden Jokowi. “Ini perumahan yang disubsidi pemerintah , baik yang disubsidi duit wajah maupun yang disubsidi bunga. Kaprikornus ini rumah dengan DP 1 persen betul-betul ,” kata Jokowi.
Di perumahan Pesona Bukit Batuah yang berlokasi di Kecamatan Balikpapan Utara ini sudah dibangun 500 unit rumah tapak dari total target sebanyak 4.000 unit. “Harganya tadi aku tanyakan ke pembeli Rp 128-135 juta. Cicilannya tergantung. Kalau 10 tahun Rp1 ,3 juta kira-kira , jika 15 tahun Rp 1 ,050 juta , jika 20 tahun Rp 780 ribuan. Ini per bulan , jadi untuk penduduk aku kira subsidi yang kita berikan sungguh menolong ,” terang Presiden.
Benar kata Presiden , cicilan yang relatif ringan itu sungguh membantu. Dengan pemasukan Rp 3 – Rp 4 juta per bulan dan cicilan Rp 1 juta per bulan fixed , maka besar cicilan akan berkisar 30% dari pendapatan. Sehingga keperluan rumah tangga lain masih sanggup dipenuhi dengan sisa pendapatan. Apalagi dengan bunga tetap , pasti cicilan akan kian ringan.
Langkah konkret pemerintah tersebut yakni amanat undang-undang dasar dan undang-undang yang diwujudkan oleh pemerintah. Aturan itu terkandung di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H dan UU nomor 1 tahun 2011 wacana Perumahan dan Kawasan Permukiman , serta UU nomor 20 tahun 2011 wacana Rumah Susun.
Bergulirnya pembangunan sektor properti atau perumahan mempunyai pengaruh turunan yang luas , tergolong penciptaan lapangan kerja yang tinggi. Hal ini karena sektor ini berhubungan dengan 170 industri sektor lainnya.
Direktur Utama Bank BTN Maryono menyampaikan selaku integrator Program Sejuta Rumah , pihaknya akan terus mendukung pemenuhan keperluan akan perumahan di Indonesia. Dalam proyek perumahan ini , Bank BTN tak cuma berperan selaku pemberi kredit pemilikan rumah (KPR) , tetapi juga menyalurkan kredit konstruksi bagi pengembang.
“Kami terus berusaha menyampaikan kepraktisan kredit tidak cuma bagi nasabah individual tetapi juga bagi para pengembang untuk sanggup menyanggupi keperluan rumah penduduk Indonesia , tergolong penduduk kelas menengah ke bawah ,” terang Maryono dalam peresmian Villa Kencana Cikarang , Bekasi , Kamis (4/5/2017).
Sejak diluncurkan pada 2015 sampai kuartal I/2017 , nilai kredit perumahan yang sudah disalurkan Bank BTN dalam rangka mendukung Program Sejuta Rumah meraih sekitar Rp144 ,37 triliun. Dukungan Bank BTN dalam Program Sejuta Rumah tersebut juga tersebar di seluruh Indonesia. Di Jawa misalnya , mulai April 2015 sampai kuartal I/2017 , Bank BTN sudah menyalurkan KPR dan kredit konstruksi untuk 851.204 unit rumah atau senilai Rp103 ,82 triliun. Di Sumatera , Bank BTN mengucurkan kredit perumahan senilai Rp19 ,42 triliun untuk 235.226 unit rumah. Bank dengan aba-aba emiten BBTN ini pun tercatat mengucurkan kredit perumahan untuk 116.787 unit rumah senilai Rp9 ,77 triliun di Kalimantan.
Lalu , di Sulawesi , tercatat ada 97.672 unit rumah yang mendapat kucuran kredit perumahan dari Bank BTN atau setara Rp7 ,18 triliun. Di Bali , Nusa Tenggara Timur , dan Nusa Tenggara Barat , Bank BTN juga menyalurkan kredit perumahan senilai Rp 3 ,44 triliun untuk 33.851 unit rumah. Kemudian di Papua , Bank BTN sudah menyalurkan kredit perumahan senilai Rp722 miliar untuk 6.642 unit rumah.
Upaya pemerintah menawarkan rumah bagi MBR ini sekaligus menjadi bukti konkret bagaimana merealisasikan butir ke-5 Pancasila: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia secara sedikit demi sedikit dan berkesinambungan.
sumber: presidenri.go.id
Advertisement

No comments for "Rumah Subsidi Untuk Penduduk Berpenghasilan Rendah"
Post a Comment